Logo Gempita

GEMPITA

Gerakan Pemuda Tani Indonesia

Roadmap 2045

Peta Jalan Menuju
Lumbung Pangan Dunia 2045

Melalui Gerakan Pemuda Tani Indonesia (GEMPITA), Indonesia diarahkan menjadi penyangga pangan global dengan transformasi pertanian tradisional menjadi industri pertanian modern berbasis teknologi dan digerakkan oleh pemuda.

Smart Farming Korporatisasi

Target 2045

Indonesia sebagai penyangga pangan global.

Visi Strategis

Menjadikan Indonesia sebagai Penyangga Pangan Global pada tahun 2045.

Misi Lumbung Pangan Dunia

Melakukan transformasi pertanian tradisional menjadi industri pertanian modern berbasis teknologi (Smart Farming) yang digerakkan oleh pemuda. Fokus pada peningkatan produktivitas, efisiensi, dan daya saing produk pertanian Indonesia.

Motor Penggerak
Tiga Pilar Strategis

Untuk mencapai target, Gerakan Pemuda Tani tidak dapat lagi menggunakan cara lama. Tiga pilar utama transformasi wajib diterapkan agar skala ekonomi tercapai dan nilai tambah maksimal diraih petani.

Korporatisasi Petani

Pilar 1

Korporatisasi Petani

Pemuda tani bekerja dalam klaster terkonsolidasi seperti Koperasi atau BUMDes untuk mencapai skala ekonomi dan posisi tawar yang lebih kuat.

Digitalisasi & Mekanisasi

Pilar 2

Digitalisasi & Mekanisasi

Pemanfaatan IoT, drone, sensor tanah, dan Big Data cuaca untuk pertanian presisi (Smart Farming) yang efisien dan minim kehilangan hasil.

Hilirisasi Bernilai Tambah

Pilar 3

Hilirisasi Bernilai Tambah

Produk tidak lagi dijual sebagai bahan mentah. Fokus pada produk olahan, setengah jadi, atau barang jadi yang bernilai jual tinggi dengan kemasan dan branding kuat.

Komoditas
Strategis

Peta jalan GEMPITA mencakup 18 komoditas utama yang dikelompokkan menjadi 5 kategori strategis. Grafik di bawah menunjukkan distribusi jumlah komoditas per kelompok.

Fokus 18 Komoditas Strategis

Perkebunan
Hortikultura
Peternakan
Rempah
Tanaman Pangan

Strategi Utama
Transformasi Hulu-Hilir

Meninggalkan model Jual Mentah dan beralih ke Jual Olahan. Ini adalah inti dari peningkatan kesejahteraan petani.

Nilai Tambah

Contoh Hilirisasi
Berbasis Zero Waste

Setiap komoditas diolah sedalam mungkin untuk menghasilkan produk bernilai tinggi, meminimalkan limbah, dan membuka peluang usaha baru bagi pemuda tani.

Kelapa: Multi Produk Bernilai Tinggi

  • Daging β†’ VCO, tepung kelapa
  • Tempurung β†’ briket arang
  • Sabut β†’ cocofiber & cocopeat
  • Air β†’ nata de coco

Kopi: Dari Kebun ke Cangkir

  • Biji β†’ green bean specialty
  • Biji β†’ roasting & kopi bubuk
  • Kulit β†’ cascara (teh kopi)

Jagung: Nol Limbah, Banyak Produk

  • Biji β†’ pakan ternak, maizena
  • Tongkol β†’ corn cob (ekspor)
  • Daun β†’ silase (pakan sapi)

Model 1

Ekonomi Sirkular (Zero Waste)

1

Lahan Pertanian (Padi/Jagung)
Limbah jerami/tebon dikumpulkan sebagai bahan baku berikutnya.

2

Peternakan Sapi/Kambing
Limbah hijauan dimanfaatkan sebagai pakan; kotoran ditampung.

3

Pupuk Organik & Biogas
Kotoran diolah menjadi pupuk padat/cair dan energi biogas.

4

Kembali ke Lahan
Pupuk dikembalikan ke lahan sehingga siklus produksi
menjadi berkelanjutan dan minim limbah.

Limbah satu unit produksi menjadi input unit lain β†’ biaya turun, lingkungan terjaga.

Model 2

Skema β€œHub & Spoke” (Agregator)

Petani (spoke) fokus pada budidaya. Koperasi/Hub menangani pengolahan, QC, branding, dan akses pasar, sehingga rantai nilai terkonsolidasi.

HUB (Pusat)
Koperasi / Agregator

SPOKE 1

Petani A

SPOKE 2

Petani B

SPOKE 3

Petani C

Hub memperkuat posisi tawar petani, menyatukan volume dan standar mutu untuk pasar modern.

Business Framework

Model Bisnis Terintegrasi
Untuk Skala Ekonomi Petani

Dua pendekatan ini memastikan setiap unit usaha saling menguatkan. Limbah menjadi input baru, dan petani terhubung ke pasar bernilai tinggi melalui agregator.

Kombinasi Ekonomi Sirkular dan Skema Hub & Spoke menciptakan ekosistem yang efisien, ramah lingkungan, dan memberikan nilai tambah maksimal bagi pemuda tani.

Tahapan Ekspor

Alur Menuju Pasar Global

Ekspor profesional membutuhkan 4 tahapan kunci yang dikelola oleh agregator (Hub) untuk memastikan standar kualitas dan efisiensi logistik menuju pasar internasional.

Setiap langkah saling terhubung: mulai dari standar, pengelompokan, logistik, hingga akses pasar, sehingga produk Indonesia dapat bersaing di level global.

Tahap 1

Standardisasi

  • Penerapan standar GAP
  • Traceability (registrasi lahan)
  • Sertifikasi ekspor (Organik, Halal)

Tahap 2

Agregasi & QC

  • Sorting dan grading
  • Packaging standar ekspor
  • Pemusatan oleh Hub / Agregator

Tahap 3

Logistik

  • Reefer container (dingin)
  • Dry container via kargo
  • Cold chain berstandar ekspor

Tahap 4

Akses Pasar

  • ITPC & buyer global
  • E-commerce internasional (Alibaba, dsb.)
  • Kontrak industri & brand partnership

Tahap 1

GAP & Registrasi

Sertifikasi lahan, bibit terstandar, dan traceability.

Tahap 2

Nilai Tambah

Sortasi, processing, packaging, dan cold chain.

Tahap 3

Akses Pasar

Kemitraan offtaker global dan branding premium.

Alur Integrasi

Ekspor GEMPITA

Ekspor terintegrasi memastikan komoditas memenuhi standar global sejak awal, diproses bernilai tinggi di desa, dan terhubung ke buyer internasional.

  • GAP & Registrasi:
    Memastikan kualitas dan keamanan produk sejak awal.
  • Nilai Tambah:
    Pengolahan dan logistik dingin meningkatkan nilai jual dan umur simpan.
  • Akses Pasar:
    Produk terhubung ke offtaker global dengan positioning brand yang premium.

Roadmap

Peta Jalan Implementasi

Implementasi dibagi menjadi tiga fase utama yang saling terhubung: mulai dari konsolidasi kelembagaan, industrialisasi desa, hingga ekspansi ke pasar global.

Setiap fase membangun fondasi bagi fase berikutnya sehingga transformasi berjalan bertahap namun terukur.

Fase 1 Β· Tahun 1–2

Konsolidasi & Digitalisasi

  • Pembentukan koperasi pemuda tani di sentra produksi.
  • Pencatatan digital & pemetaan kualitas lahan.
  • Pelatihan teknologi tepat guna (IoT, drone, dsb.).

Fase 2 Β· Tahun 3–5

Industrialisasi Desa

  • Pembangunan unit pengolahan mini (RMU, pengering, penggilingan).
  • Penerapan ekonomi sirkular & konsep Zero Waste.
  • Penguatan brand desa & standar mutu produk.

Fase 3 Β· Tahun 5+

Ekspansi Pasar Global

  • Pemenuhan sertifikasi internasional & standar ekspor.
  • Branding nasional sebagai lumbung pangan dunia.
  • Akses pasar melalui agregator & kemitraan global.

Gempita 2030
17 Komoditas Strategis

Hulu - On Farm - Hilir - Ekspor - Lumbung Pangan Dunia

Visi Strategis

Transformasi pertanian Indonesia melalui regenerasi petani muda (Agripreneur) yang menerapkan teknologi modern (IoT/Mekanisasi) untuk mencapai swasembada dan mendominasi pasar ekspor global.

5 Juta

Target Petani Muda

17

Komoditas Fokus

Target Peningkatan Produktivitas (Yield Gap Closing)

Target 2030

Hubungi Kami

Got a technical issue? Want to send feedback about a beta feature? Need details about our Business plan? Let us know.